7 Jenis Bahan Baku Kaca
Mengenal Lebih Dalam Tentang Kaca: Dari Fisika Hingga Kimia
Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak banyak yang kita ketahui mengenai kaca tersebut. Dipandang dari segi fisika, kaca merupakan zat cair yang sangat dingin.
Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca merupakan gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali serta alkali tanah, pasir, serta berbagai penyusun lainnya.
Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) serta proses pembentukannya.
Bahan Baku Pembuatan Kaca
Untuk membuat berbagai jenis kaca, digunakan pasir kaca dalam jumlah yang besar. Sebagai fluks bagi silika ini, dipakai soda abu, kerak garam, batu kapur, serta gamping.
Di samping itu, banyak pula dipakai oksida timbal, abu mutiara (kalsium karbonat), saltpeter, boraks, asam borat, asam trioksida, feldspar, dan fluorspar bersama berbagai jenis oksida, karbonat serta garam-garam logam lain untuk membuat kaca berwarna.
Dalam penyelesaiannya, banyak pula dipakai berbagai produk lain seperti abrasif serta asam fluorida.
Pasir Kuarsa
Pasir yang digunakan untuk membuat kaca haruslah pasir kuarsa yang hampir murni. Oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya ditentukan oleh lokasi endapan pasir kaca.
Kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang gelas pecah belah atau 0,015% untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada umumnya.
Untuk informasi mengenai harga pasir silika, hubungi Ady Water.
Soda (Na2O)
Terutama didapat dari soda abu padat (Na2CO3). Sumber lainnya merupakan bikarbonat, kerak garam, dan natrium nitrat. Yang terakhir ini sangat berguna untuk mengoksidasi besi dan untuk mempercepat pencairan.
Sumber kapur (CaO) yang terpenting ialah batu kapur serta kapur bakar dari dolomite (CaCO3. MgCO3) yang berfungsi untuk memberikan MgO pada campuran.
Feldspar
Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3, feldspar mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah, murni, dan dapat dilebur. Dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca.
Al2O3 sendiri digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga merupakan sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan titik cair kaca serta memperlambat terjadinya devitrifikasi.
Borax
Borax atau Natrium Tetra Borate ialah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron oksida pada kaca. Walaupun tidak sering dipakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, natrium tetraborate sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca pengemas.
Kaca borat berindeks tinggi dan mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan indeks refraksi yang lebih tinggi dari semua kaca yang dikenal.
Kaca ini biasa digunakan untuk kaca optik. Selain daya fluksnya yang kuat, boraks tak hanya bersifat menurunkan koefisien ekspansi tapi juga meningkatkan ketahanan terhadap aksi kimia.
Asam borat digunakan dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit alkali. Harganya hampir dua kali boraks.
Kerak Garam
Kerak garam (salt cake), sudah lama digunakan sebagai campuran tambahan pada pembuatan kaca, demikian juga beberapa sulfat lain seperti ammonium sulfat dan barium sulfat, dan sering ditentukan pada segala jenis kaca.
Kerak garam diperkirakan bisa membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat harus digunakan bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfite. Arsen trioksida bisa juga ditambahkan untuk menghilangkan gelombang dalam kaca.
Nitrat, baik dari natrium maupun kalium digunakan untuk mengoksidasi besi hingga tak terlalu terlihat pada kaca. Kalium nitrat atau karbonat dipakai pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi, serta kaca optik.
Kulet
Kulet (cullet) ialah kaca hancuran yang dikumpulkan dari berbagai macam barang rusak, pecahan beling serta berbagai limbah kaca. Bahan ini dapat dipakai 10% atau bahkan sampai 80% dari muatan bahan baku.
Blok Refraktori
Blok refraktori untuk industri kaca dikembangkan khusus berhubung dengan kondisi yang hebat yang harus dialami dalam penggunaannya.
Zirkon, alumina, mulit (mullite), mulit aluminasinter serta zirkonia alumina-silika, alumina, krom-alumina elektrokast banyak digunakan sebagai refraktor pada tangki kaca.
Bahan-bahan di atas ialah bahan yang digunakan untuk pembuatan kaca yang selama ini kita buat untuk bercermin.