Apa Itu Dew Point?
Apa Itu Dew Point?
Dew point adalah suhu di mana udara tidak dapat menahan lebih banyak air (uap air) dan merupakan salah satu faktor dalam indeks panas.
Dew point selalu lebih rendah atau sama dengan suhu udara. Ketika dew point rendah, seperti sekitar 50 - 60°F/10 - 15°C, udara akan terasa nyaman.
Hari-hari hangat dengan dew point di atas 65°F/18°C akan terasa tidak nyaman karena keringat tidak efektif menguap.
Dew point di atas 70°F/21°C akan terasa sangat menyengat dan dapat menyebabkan penerbitan peringatan panas bagi mereka yang sensitif terhadap panas.
Molecular Sieve adalah salah satu produk yang digunakan untuk pengolahan udara terkompresi |
Hubungan Dew Point dan Molecular Sieve Dalam Sistem Compressed Air Dryer
Dew point sering diukur di sisi pasokan dari sistem udara terkompresi. Nilai-nilai pengukuran ini dapat ditampilkan langsung pada layar atau pada panel kontrol pengering udara.
Nilai-nilai ini mengindikasikan performa dan kualitas pengering - dan juga dapat mengontrol regenerasi menara desiccant untuk mengurangi konsumsi energi.
Harus diingat: kontaminasi kelembaban meningkatkan operasi dan tugas pemeliharaan serta biaya dalam berbagai cara.
Permasalahan kelembaban berlebihan dapat diatasi dengan menggunakan air dryer, yang memiliki dua jenis dasar yaitu refrigeran dryer dan desiccant dryer.
Pengering refrigeran menggunakan sistem pendingin dan penukar panas untuk menurunkan suhu udara terkompresi menjadi 2°C hingga 5°C (36°F hingga 41°F), yang juga merupakan dew point udara.
Kelebihan uap air akan mengembun dan dipisahkan dari udara, dan udara kemudian dipanaskan kembali.
Desiccant dryer seperti molecular sieve Ady Water beroperasi berdasarkan adsorpsi. Pada adsorpsi, material (adsorbat) berpindah dari fase gas atau cairan dan membentuk lapisan monomolekul permukaan pada substrat padat atau cairan.
Desiccant akan mengadsorpsi uap air dari udara terkompresi. Desiccant yang paling umum adalah gel silika, alumina aktif, dan molecular sieve. Ady Water sudah suplai produk ini ke seluruh Indonesia.
Desiccant dryer jauh lebih efektif daripada pengering refrigeran. Meskipun biasanya memberikan dew point -40 °C (-40°F), dew point tekanan bahkan dapat mencapai -100°C (-150°F).
Desiccant dryer biasanya memiliki dua menara yang diisi desiccant dan katup pengalihan yang mengarahkan aliran udara terkompresi pertama kali melalui satu menara dan kemudian melalui menara lainnya.
Operasi dasar desiccant dryer terdiri dari satu siklus pengeringan dan satu siklus regenerasi, yang terus-menerus diulang. Sementara satu menara mengeringkan udara, menara pengeringan paralel berada dalam mode regenerasi.
Pemantauan dew point memastikan pengering berfungsi sesuai dengan spesifikasinya. Mengenai desiccant dryer, pengukuran dew point juga dapat digunakan untuk mengontrol interval regenerasi desiccant.
Regenerasi tidak dimulai sampai menara desiccant telah digunakan hingga kapasitas maksimumnya seperti yang ditunjukkan oleh kenaikan dew point udara keluaran.
Berbeda dengan regenerasi berbasis timer konvensional, sistem ini mempertimbangkan fakta bahwa ketika udara terkompresi kering, interval regenerasi mungkin jauh lebih lama daripada untuk udara lembab.
Karena menghindari regenerasi yang tidak perlu, pengalihan berdasarkan dew point (DDS) memberikan pengguna penghematan hingga 80% dalam biaya energi pengeringan udara terkompresi, biasanya membuat periode pengembalian investasi menjadi kurang dari satu tahun.
Pada sisi permintaan sistem, instrumen dew point diinstal di seluruh jaringan distribusi dan sebelum aplikasi akhir kritis untuk memberikan penilaian cepat kondisi kelembaban di titik tertentu dalam sistem.
Instrumen-instrumen ini memastikan bahwa udara terkompresi yang dihasilkan telah tetap cukup kering di seluruh fasilitas.
Tujuan utama pengukuran dew point dalam sistem udara terkompresi adalah untuk memastikan bahwa energi tidak terbuang sia-sia dan kapasitas tidak hilang.
Perbedaan Antara Kelembaban Udara (Humidity) dan Dew Point
Ketika berbicara tentang kelembaban udara, itu adalah representasi persentase dari seberapa banyak uap air yang terkandung dalam udara pada suhu tertentu dibandingkan dengan jumlah maksimum uap air yang dapat ditampung oleh udara pada suhu tersebut.
Kelembaban relatif akan berubah dengan perubahan suhu, meskipun jumlah uap air tetap konstan.
Di sisi lain, dew point adalah suhu di mana udara akan menjadi jenuh dengan uap air, mengingat jumlah uap air yang ada dalam udara tetap tidak berubah.
Ketika suhu turun hingga mencapai dew point, embun mulai terbentuk, dan udara dianggap sepenuhnya jenuh dengan kelembaban pada suhu tersebut.
Dew Point vs Humidity
Penting untuk memahami perbedaan antara dew point dan kelembaban relatif karena hal ini mempengaruhi tingkat kenyamanan kita dalam berbagai kondisi cuaca.
Kelembaban relatif tinggi pada hari panas dan lembap dapat membuat kita merasa lebih tidak nyaman karena keringat tidak mudah menguap dari tubuh kita.
Udara yang lembap juga dapat memberikan kesan terasa lebih panas dari apa yang sebenarnya terukur dalam suhu udara.
Sementara itu, dew point memberikan gambaran tentang seberapa banyak uap air yang ada dalam udara secara aktual. Semakin tinggi dew point, semakin banyak uap air yang ada di udara, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kenyamanan kita.
Pada dew point yang tinggi, kita mungkin merasa sangat lembap dan gerah bahkan pada suhu yang tidak terlalu tinggi.