Cara Menghilangkan Nitrat pada Air Aquarium
Bagi para pecinta akuarium, menjaga kualitas air dalam akuarium adalah hal yang sangat penting.
Salah satu parameter yang perlu diperhatikan adalah nitrat. Untuk akuarium berisi hanya ikan, kadar nitrat mungkin tidak terlalu menjadi masalah, kecuali jika mencapai lebih dari 25 ppm.
Namun, dalam akuarium karang, bahkan sedikit nitrat dapat menyebabkan masalah serius, bahkan bencana bagi beberapa spesies karang tertentu.
Ada dua cara utama untuk menghilangkan nitrat dalam akuarium karang, yaitu menggunakan bakteri anaerob (dengan syarat substrat dan sumber makanan yang tepat) atau menggunakan makroalga.
Keuntungan dan Kerugian dari Menggunakan Makroalga
Kedua metode ini memiliki sejumlah keuntungan dan kerugian. Pertumbuhan makroalga yang cukup cepat untuk melakukan denitrifikasi dalam akuarium seringkali memerlukan pemberian mikro-nutrien ke dalam air.
Mikro-nutrien ini dalam banyak hal merupakan senyawa yang sama yang ingin Anda hilangkan, tetapi diperlukan saat memulai siklus pertumbuhan makroalga yang cepat.
Penghilangan nitrat melalui sifat-sifat bakteri anaerob seringkali dapat menurunkan pH dan menyebabkan munculnya cyanobacteria serta pengaburan yang tidak diinginkan pada kaca akuarium.
Menggunakan Zeolite untuk Menghilangkan Nitrat
Satu lagi metode yang efektif untuk menghilangkan nitrat dalam akuarium karang adalah menggunakan zeolit. Zeolit adalah mineral mikropori yang ditemukan dalam berbagai produk, mulai dari filter air, pasir kucing hingga deterjen laundry.
Zeolit umumnya digunakan karena kemampuannya untuk menyerap bau. Namun, mineral ini sangat mikropori sehingga saat dikemas rapat dalam sebuah reaktor, zeolit menciptakan habitat ideal untuk bakteri anaerob.
Selain itu, zeolit juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan efektivitas berbagai bahan tambahan.
Di dunia filter air akuarium karang, kita menggunakan zeolit untuk menghasilkan dan menjaga bakteri anaerob, yang kemudian mengasimilasi nitrat sebagai produk sampingan dari siklus hidup mereka.
Proses pengaktifan reaktor zeolit memerlukan waktu, dan seringkali booster bakteri bersama dengan sumber karbon yang larut digunakan untuk mempercepat proses ini.
Setelah sepenuhnya diaktifkan (dan dipelihara dengan benar), bakteri dalam reaktor zeolit dengan cepat mengasimilasi baik nitrat maupun fosfat.
Selama menempati material zeolit, bakteri menghasilkan lendir yang dikenal sebagai mulm. Mulm ini menumpuk pada batuan dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga jika tidak dihapus setiap hari, mikropori di seluruh mineral tersebut akan tersumbat, mencegah aksi bakteri.
Inilah alasan mengapa reaktor zeolit harus diaduk setiap hari, menghasilkan awan putih susu dari mulm.
Untungnya, mulm ini tidak berbahaya dan dapat dimanfaatkan oleh sebagian besar karang sebagai sumber makanan.
Zeolit Sebagai Metode Pengelolaan Akuarium
Penting untuk dipahami bahwa penggunaan zeolit bukan hanya metode untuk mengurangi NO3 dan PO4. Ini adalah metodologi dan sistem pengelolaan akuarium yang lengkap.
- Zeolit membantu menghilangkan nitrat secara efisien dari air akuarium, menjaga kualitas air yang baik untuk karang dan organisme lainnya.
- Zeolit membutuhkan waktu untuk diaktifkan dan memerlukan perawatan yang tepat, termasuk pemberian bakteri penggiat dan sumber karbon larut.
- Zeolit juga dapat membantu dalam penghilangan fosfat, parameter lain yang penting dalam akuarium karang.
- Selama penggunaan zeolit, penting untuk secara rutin membersihkan mulm yang terbentuk di dalamnya agar tidak menghambat aksi bakteri.
- Penggunaan zeolit harus dipahami sebagai bagian dari strategi pengelolaan akuarium yang komprehensif yang mencakup perawatan air, pemberian pakan, dan pemeliharaan ekosistem akuarium.