Apa Itu ISO 31000:2018, 8 Prinsip Manajemen Risiko dan Contoh Implementasinya
ISO 31000:2018 Manajemen Risiko (Risk Management)
ISO 31000:2018 adalah standar internasional yang digunakan untuk mengelola risiko di dalam organisasi. Standar ini memberikan pedoman dan prinsip-prinsip yang diterima secara internasional dalam mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mengelola risiko.
ISO 31000:2018 membantu organisasi untuk mengembangkan pendekatan yang efektif dalam menghadapi ketidakpastian dan mencapai tujuan mereka.
Logo ISO 31000 Risk Management |
Prinsip-prinsip Manajemen Risiko ISO 31000
Berikut adalah delapan prinsip utama yang tercakup dalam ISO 31000:2018:
1. Manajemen risiko terintegrasi dalam proses organisasi
Prinsip ini menekankan bahwa manajemen risiko harus menjadi bagian integral dari semua proses organisasi. Risiko harus dipertimbangkan secara menyeluruh dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis.
Dengan mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam semua aspek operasional, organisasi dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin mempengaruhi pencapaian tujuan mereka.
2. Manajemen risiko terstruktur dan komprehensif
Prinsip ini menekankan pentingnya memiliki pendekatan yang terstruktur dan komprehensif dalam mengelola risiko.
Organisasi harus memiliki kerangka kerja yang jelas untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, mengendalikan, dan mengurangi risiko. Pendekatan yang terstruktur membantu organisasi dalam mengelola risiko secara efisien dan efektif.
3. Manajemen risiko disesuaikan dengan organisasi Anda
Tiap organisasi memiliki karakteristik, tujuan, dan konteks yang unik. Prinsip ini menekankan bahwa pendekatan manajemen risiko harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi khusus dari organisasi tersebut.
Dengan memahami konteks dan kebutuhan organisasi, manajemen risiko dapat dikustomisasi agar relevan dan efektif.
4. Manajemen risiko inklusif dan transparan
Prinsip ini menekankan pentingnya inklusivitas dan transparansi dalam proses manajemen risiko (risk management). Stakeholder yang relevan harus dilibatkan dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko.
Komunikasi yang jelas dan transparan tentang risiko membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik dan memperkuat kepercayaan stakeholder terhadap organisasi.
5. Manajemen risiko dinamis, fleksibel, dan responsif terhadap perubahan
Prinsip ini mengakui bahwa risiko tidaklah statis dan bahwa organisasi harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Manajemen risiko harus menjadi proses yang dinamis dan fleksibel, sehingga dapat merespons perubahan lingkungan internal dan eksternal dengan cepat.
Organisasi harus memiliki sistem pemantauan yang efektif untuk mengidentifikasi perubahan risiko yang mungkin terjadi.
6. Manajemen risiko mempertimbangkan informasi terbaik yang tersedia
Prinsip ini menekankan pentingnya penggunaan informasi terbaik yang tersedia dalam mengelola risiko. Organisasi harus mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data yang relevan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko.
Penggunaan informasi yang akurat dan terkini membantu organisasi dalam mengambil keputusan yang tepat mengenai manajemen risiko.
7. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya perusahaan
Prinsip ini mengakui bahwa manusia adalah elemen penting dalam manajemen risiko. Faktor-faktor seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu dapat mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mengelola risiko.
Selain itu, budaya perusahaan juga memainkan peran penting dalam bagaimana risiko diterima dan dikelola. Organisasi harus mempertimbangkan faktor-faktor manusia dan budaya perusahaan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan manajemen risiko.
8. Manajemen risiko mendorong dan mendorong perbaikan berkelanjutan
Prinsip ini menekankan pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam manajemen risiko. Organisasi harus terus meningkatkan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko.
Manajemen risiko harus menjadi bagian dari proses pembelajaran organisasi dan harus mendorong perbaikan berkelanjutan.
ISO 31000:2018 memberikan kerangka kerja yang komprehensif dan prinsip-prinsip yang kuat untuk mengelola risiko di dalam organisasi.
Dengan menerapkan pendekatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ini, organisasi dapat meminimalkan kerugian potensial, memanfaatkan peluang yang ada, dan mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif. Manajemen risiko yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan jangka panjang organisasi.
Implementasi Manajemen Risiko ISO 31000 dalam Industri Air Minum
ISO 31000 adalah standar internasional yang mengatur implementasi manajemen risiko di berbagai sektor industri, termasuk industri air minum. Implementasi ISO 31000 dalam industri air minum menjadi penting untuk memastikan kualitas air minum yang aman dan terjamin bagi konsumen.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana implementasi ISO 31000 dalam industri air minum dapat membantu mengelola risiko secara efektif.
Pemahaman Konteks Internal dan Eksternal
ISO 31000 menekankan pentingnya pemahaman konteks internal dan eksternal dalam proses manajemen risiko. Demikian pula, kerangka kerja manajemen risiko kualitas air saat ini mencakup perlunya memahami sistem mulai dari sumber hingga titik akhir (yang disebut sebagai S2E / Source to End).
Deskripsi Sistem yang Baik
Salah satu bagian fundamental dari membangun dasar risiko kualitas air adalah dengan mendeskripsikan sistem dengan baik.
Apa yang membuat deskripsi sistem yang baik dalam konteks penilaian risiko kualitas air?
Apa yang Dikatakan Kerangka Kerja?
Kerangka Kerja Manajemen Kualitas Air Minum adalah sistem manajemen kualitas air yang terdapat dalam Panduan Air Minum Australia, yang didasarkan pada ISO 9001 dan HACCP (hazard analysis and critical control points).
Kerangka Kerja mencakup penilaian sistem pasokan air minum dan khususnya:
- Analisis sistem pasokan air
- Penilaian data kualitas air
- Identifikasi bahaya dan penilaian risiko
Analisis sistem pasokan air dan penilaian data kualitas air adalah dua masukan kritis dalam penilaian risiko yang efektif. Tindakan yang diperlukan untuk analisis sistem pasokan air adalah:
- Membentuk tim dengan pengetahuan dan keahlian yang sesuai.
- Membuat diagram aliran sistem pasokan air mulai dari daerah tangkapan hingga konsumen.
- Mengumpulkan informasi relevan dan mendokumentasikan karakteristik utama dari sistem pasokan air yang akan dipertimbangkan.
- Meninjau ulang analisis sistem pasokan air secara berkala.