Permen Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Sawit
Standar Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Sawit: Memastikan Keberlanjutan Lingkungan
Sektor industri minyak sawit memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, namun kegiatan operasionalnya juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Ilustrasi |
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah kualitas air limbah yang dihasilkan oleh industri minyak sawit.
Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai standar baku mutu air limbah industri minyak sawit yang harus dipenuhi oleh para pemilik industri agar dapat memastikan keberlanjutan lingkungan.
Parameter | Kadar Paling Tinggi [mg/L] | Beban Pencemaran Paling Tinggi [kg/ton] |
---|---|---|
BOD | 100 | 0,25 |
COD | 350 | 0,88 |
TSS | 250 | 0,63 |
Minyak dan Lemak | 25 | 0,063 |
Nitrogen Total [sebagai N] | 50 | 0,125 |
pH | 6-9 | |
Debit limbah paling tinggi | 2,5 m3 per ton produk minyak sawit [CPO] |
Standar Baku Mutu Air Limbah di Indonesia
Acuan bagi standar baku mutu air limbah di Indonesia dapat ditemukan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.
Dokumen ini memberikan pedoman mengenai parameter-parameter yang harus diukur dan batasan nilai maksimum yang diizinkan untuk setiap parameter tersebut.
Parameter yang Harus Diukur
Ada beberapa parameter yang harus diukur dalam menguji kualitas air limbah industri minyak sawit agar dapat memenuhi standar baku mutu. Berikut adalah parameter-parameter penting yang harus diperhatikan:
- BOD (Biochemical Oxygen Demand): Parameter ini mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme dalam proses dekomposisi bahan organik di dalam air limbah. Standar baku mutu untuk BOD dalam air limbah industri minyak sawit adalah maksimum 100 mg/L.
- COD (Chemical Oxygen Demand): Parameter ini mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik dan senyawa kimia lainnya dalam air limbah. Standar baku mutu untuk COD dalam air limbah industri minyak sawit adalah maksimum 350 mg/L.
- TSS (Total Suspended Solids): Parameter ini mengukur jumlah padatan terlarut dan terendap dalam air limbah. Standar baku mutu untuk TSS dalam air limbah industri minyak sawit adalah maksimum 250 mg/L.
- Minyak dan Lemak: Parameter ini mengukur konsentrasi minyak dan lemak dalam air limbah. Standar baku mutu untuk minyak dan lemak dalam air limbah industri minyak sawit adalah maksimum 25 mg/L.
- Nitrogen Total [sebagai N]: Parameter ini mengukur kandungan total nitrogen dalam air limbah. Standar baku mutu untuk nitrogen total dalam air limbah industri minyak sawit adalah maksimum 50 mg/L.
- pH: Parameter ini mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air limbah. Standar baku mutu untuk pH dalam air limbah industri minyak sawit adalah berkisar antara 6 hingga 9.
- Debit Limbah: Parameter ini mengukur jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri dalam satuan volume per ton bahan baku yang diolah. Standar baku mutu untuk debit limbah paling tinggi dalam industri minyak sawit adalah 2,5 m3 per ton bahan baku.
Manfaat Menerapkan Standar Baku Mutu Air Limbah
Menerapkan standar baku mutu air limbah industri minyak sawit memiliki manfaat yang signifikan. Pertama, hal ini dapat membantu melindungi dan mempertahankan kualitas lingkungan hidup.
Dengan memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu, dampak negatif terhadap ekosistem air dan kehidupan akuatik dapat dikurangi atau bahkan dicegah.
Kedua, standar baku mutu juga berkontribusi terhadap citra dan reputasi industri minyak sawit di mata masyarakat dan pemangku kepentingan.
Dalam era yang semakin peduli terhadap isu lingkungan, industri yang mampu memenuhi standar baku mutu air limbah akan dianggap sebagai pelaku bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Terakhir, menerapkan standar baku mutu air limbah dapat membantu industri minyak sawit mempersiapkan diri menghadapi regulasi yang semakin ketat di masa depan.
Pemerintah dan lembaga lingkungan akan semakin memperketat pengawasan terhadap industri-industri yang tidak memenuhi standar baku mutu, sehingga kepatuhan terhadap standar ini akan menjadi kunci untuk mempertahankan lisensi operasional dan menghindari sanksi hukum yang berpotensi merugikan.
Kesimpulan
Standar baku mutu air limbah industri minyak sawit adalah acuan penting bagi para pemilik industri dalam memastikan keberlanjutan lingkungan.
Dengan memenuhi parameter-parameter yang ditetapkan, industri minyak sawit dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan citra dan reputasi perusahaan, serta mempersiapkan diri menghadapi regulasi yang semakin ketat.
Dalam jangka panjang, kesadaran akan perlunya menjaga kualitas air limbah akan menjadi faktor yang semakin penting dalam menjaga keberlanjutan industri minyak sawit.